Curahan Hati Pencari Rizki - Kita Wisuda (Produk & Jasa)
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Curahan Hati Pencari Rizki


Mungkin sudah menjadi suatu keresahan bagi setiap pelaku bisnis, terutama mereka yang berbasis online dalam menjalankan bisnisnya, bahwa acapkali kita ditempatkan pada situasi dimana calon pembeli sudah cerewet bertanya tentang produk dan jasa kita kesana kemari, begini begitu, seringkali bertanya secara mendetail, minta harga murah, minta pengerjaan pesanan mereka agar secepatnya selesai (padahal sudah selesai juga kadang tidak diambil-ambil). Namun, ketika kita sudah berbusa-busa menjelaskan, dan meminta kepada mereka agar mentransfer sejumlah dana saat sudah terjalin kesepakatan, lalu apa yang terjadi??. Mereka (calon pembeli) tiba-tiba menghilang begitu saja. Mereka juga bisa membatalkan seenaknya dengan mengatakan “tidak jadi mas, lain kali saja”, dengan bersembunyi dibalik kata maaf.

Kalau sebatas bertanya singkat seperti harga maupun produk saja sih tidak terlalu masalah. Namun ketika sampai pada titik “ok mas nanti saya transfer sore ini, silakan di cek aja yaph nanti”, dan ternyata ditunggu-tunggu tidak ada kabar juga. Atau sudah pada titik kirim lewat email dengan kalimat “ ini mas contoh desain nya, tolong saya dikabari kalo udah jadi, nanti kalau saya udah transfer tak kabari”. Email sudah terima, kita sudah menyanggupi, dan ketika besoknya kita konfirmasi lagi, yaph... tidak ada respon lagi.

Kita wisuda juga pernah (bahkan sering) mengalami hal tersebut. Contohnya pada pengerjaan selempang wisuda, dimana mereka berencana membuat sash wisuda katanya sebanyak 127 pcs. Kita jujur saja sangat senang dan menyambut baik pesanan tersebut. Hal tentang teknis produk mereka tanyakan secara mendetail, bahan yang dipakai, ongkos kirim, jenis font, logo, lama pengerjaan, harga borongan, dan bla bla bla....., yang setelah kita jelaskan semuanya, mereka setuju dan sepakat dengan kita bahwa mereka ingin membeli produk kami. Bahkan mereka sudah mengirimkan nama-nama yang akan dibordir via email “ini mas nama-namanya, jangan salah ya.. hehe.. sore ini nanti saya transfer yaph uangnya, makasih”. Dan begitulah, ditunggu kabarnya ternyata tidak transfer-transfer. Padahal kita sudah siap memulai pekerjaan, membeli bahan, dan menunda pekerjaan lain karena deadline yang berbeda. Tapi bukannya kabar transfer setelah kami coba konfirmasi, tapi malah “maaf mas, ga jadi” dengan entengnya kata itu terucap. Yahh.

Saya rasa teorinya begini, ketika calon pembeli sudah berbincang dengan kita sampai pada kata-kata seperti “oke siap mas, nanti saya transfer”, dan semacamnya, maka itu sebenarnya sudah 95% sepakat menjalin kerjasama dengan kami. Kecuali, kalau baru sampai pada tahap “oke mas, nanti kalau jadi saya hubungi lagi”. Itu ya boleh lah tidak jadi. Sebenarnya kita pun ga masalah kalau belum jadi, selama para calon pelanggan tidak mengumbar php ingin membayar. Saya banyak mendengar curhatan dari pelaku bisnis online lainnya bahwa mereka pun ternyata banyak mengalami kejadian serupa. Diantara mereka ada yang bertutur “Sekarang zamannya calon pelanggan menipu penjual mas, kalau dulu kebalikannya”. Dengan banyaknya kejadian seperti ini, kami juga sudah tidak lagi berprinsip bahwa pembeli adalah raja. Mari kita saling menghargai saja sebagai sesama insan Tuhan.

Tapi pada akhirnya sih ya sudahlah, toh rizki juga sudah ada yang mengatur. kami pribadi berusaha tetap berpikir positif terhadap mereka para calon pembeli yang demikian, dan justru senantiasa introspeksi diri tentang apa yang menjadi kekurangan kami. Bahkan, lama-kelamaan hal ini seperti vaksin tersendiri buat kami, kami mulai terbiasa dan kebal dengan berbagai kejadian php tersebut. Meskipun menurut saya, php dalam dunia dagang sebenarnya lebih sakit daripada di php-in wanita. Hahahaa... ya minimal mereka tahulah apa dan siapa kami, khususnya posisi kami sebagai pencari rizki dengan keberagaman produk dan jasa, atau setidaknya kami juga masih bisa mengucapkan terima kasih kepada mereka karena sudah sempat menghubungi dan bernegosiasi dengan hangat dan akrab dengan kami.

Jadi, untuk kita para pelaku bisnis yang mengalami kejadian serupa, yah senyumin saja deh, mari kita sama2 berdoa aja, bahwa semoga rizki kita pasti akan diganti dengan calon pembeli lainnya yang mungkin membeli lebih besar, ingat bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, lakukan dengan sabar dan ikhlas. Tidak usahlah kita berlarut dalam rasa kecewa dan kemarahan yang tidak membawa manfaat apa-apa, mending senyum toh supaya perasaan kita lebih baik, berusahalah untuk senyum meski jelas diri kita kesal dan marah. Boleh jadi itu ujian buat kita sebelum mendapat proyek penjualan lebih besar kan?. So, tetap nikmati prosesnya apapun itu.

Sedangkan bagi mereka para calon pembeli suka php, semoga bisa lebih bijak lagi ya dalam berbelanja online, tentu saja itu sudah menjadi hak Anda untuk survei-survei dan mencari penyedia barang dan jasa terbaik. Baik dari segi pelayanan, harga, maupun kualitas. Namun, mohon perhatikan tahapan survei yang telah Anda lalui dengan para pelaku bisnis online seperti kami, agar tidak ada pihak yang merasa dipermainkan. Semoga tulisan ini bisa cukup mewakili kegundahan hati para pencari rizki di dunia maya, termasuk saya juga. Hehehee....Terima kasih agan dan sista. Tetap semangat dan berjuang selalu.


Salam Sukses Luar Biasa kata Bung Candra (Founder Succes Before 30 Community)

Salam Kita Wisuda...

Posting Komentar untuk "Curahan Hati Pencari Rizki"