Berbakti mengundang rejeki, Durhaka mengundang petaka - Kita Wisuda (Produk & Jasa)
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbakti mengundang rejeki, Durhaka mengundang petaka

    Semua maklum dengan kisah sang Malin kundang yang konon dikutuk menjadi batu akibat durhaka kepada ibunya. Kisah ini memang fiktif, namun tersirat pesan bermakna didalamnya.

    Coba perhatikan Orang-orang terdekat sekitar kita. Setiap orang dalam satu keluarga pada umumnya memiliki satu yang berhasil sementara yang lain kurang (dari segi materi). Ini merupakan fitrah manusia yang ditetapkan yang Kuasa, tentunya ada banyak pelajaran dibaliknya.

    Pertanyaannya? Apakah Anda termasuk yang berhasil tersebut atau yang bukan?. Ternyata beda takdir akan materi tersebut ditentukan oleh diri sendiri, bukan semata ditentukan oleh faktor diluar kita.

    Survei menunjukkan bahwa orang tua yang merasa paling dekat dan merasa diutamakan oleh seorang anak, maka merekalah yang akan diberi kelancaran rizki oleh semesta, sebaliknya mereka yang durhaka dan suka menyakiti hati orang tuanya, Anda bisa menebak sendiri bagaimana kehidupannya.

    Ini berarti bahwa berbakti itu lebih banyak hikmah untuk kita, bukan semata bagi orang tua saja, karena selain pahala yang didapat, dunia pun berhasil Ia rengkuh.


berbakti orang tua
Keberkahan anak pada orang tua


    Dengan kata lain, semakin berbakti seorang anak, maka semakin berkah pula kehidupannya. Sebaliknya, semakin durhaka maka semakin keberuntungan pun menjauhi sang anak. Ingatlah, ridho Allah tergantung dari ridho Orang tua.

    Anda bisa melihat sendiri di keluarga besar Anda dan mudah untuk menemukan fakta demikian. Jadi terbuktilah bahwa berbakti mengundang rejeki, sedangkan durhaka hanya mengundang petaka.

    Tidak ada manfaat selain penderitaan bagi si anak durhaka. Sudah menjalani hidup dengan kesusahan, terlebih lagi orang tua pun tersakiti. lalu mengapa kita tidak menjadi yang berbakti saja?.

    Oleh karena itu, tidak ada yang random didunia ini. Semua yang terjadi adalah akibat diri kita sendiri. Dengan demikian, lebih baik kita introspeksi diri alih-alih hanya bisa menyalahkan takdir.

    Jika selama ini kita merasa bahwa hidup kita tidak berjalan sesuai harapan, maka periksalah bagaimana hubungan kita dengan orang tua. Mungkin ada yang salah disana.

    Selama orang tua masih hidup, maka sebetulnya peluang keberkahan seorang anak senantiasa ada, tinggal bagaimana kita menyadari itu, dan berusaha semaksimal mungkin menyenangkan hati ortu.

    Karena ketika mereka telah tiada, maka menangis air mata darah sekalipun tidak ada gunanya. Ingatlah bahwa penyesalan selalu datang diakhir.

    Toh tidak ada kerugian sama sekali dengan berbakti, yang ada justru keberhasilan yang terus menerus datang secepat kilat. Bukankah itu yang kita semua harapkan?.

    Jadi, marilah kita bersama-sama berbuat baik terhadap sesama, selain menjaga hubungan dengan Alloh SWT tentunya. Karena disitulah letak sebenarnya kehidupan berada.

    

berbakti orang tua
jasa orang tua tidak akan pernah bisa terbalas

Semoga kita termasuk dalam golongan yang diridhoi Allah SWT, dan dimudahkan dalam segala urusan. Aamiin.

Posting Komentar untuk "Berbakti mengundang rejeki, Durhaka mengundang petaka"