Antara Gengsi dan Tuntutan Pasca Wisuda - Kita Wisuda (Produk & Jasa)
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Gengsi dan Tuntutan Pasca Wisuda

Sekolah Tinggi-Tinggi Sampai Sarjana Kok Ujung-Ujungnya Jualan, Tidak Berguna Dong Ijazahnya

Siapa yang bingung dengan orang yang menganggap dagang atau berjualan itu hina dan rendah di matanya?  Apakah seperti itu sebuah penghinaan atau bukan? Sampai ada orang bilang seperti ini : "sekolah tinggi-tinggi sampai sarjana kok ujung-ujungnya berdagang? Motivasi sekolah itu apa? Salah satunya meningkatkan taraf hidup, bukan? Kalau di rumah bisa begitu kenapa tidak? Kerja di kantor? Itu dinamakan dagang skill juga yang membedakan bungkusnya doank jadi malunya kenapa dan dimana?

Jangan pernah malu dan gengsi ketika mencari uang yang halal.

Jangan pernah malu dan gengsi ketika berdagang karena itu adalah suatu pekerjaan yang mulia.

Jangan pernah minder sama yang bekerja kantoran pakai baju dinas yang bagus sementara kita dagang ngendon dirumah pakai baju biasa setiap hari tidak masalah karena dunia kerja itu bukan pameran baju yang bagus. 

Gengsi dan malu perlu, hanya saja jangan pernah menghambat keseriusan kita, tidak ada yang salah dengan berdagang.

Sebenarnya kalau sudah mulai berdagang akan pasti laris dan berkembang tidak ada waktu lagi buat gengsi dan malu apalagi buat mendengarin perkataan orang sibuk karena masalah juga akan menambah banyak itulah titik kenikmatan yang hakiki yang berdagang itu.

Jadi, kalau ada yang bertanya : "Ngapain kuliah kalau ujung-ujungnya berdagang? Kuliah biar pintar biar banyak wawasan, pengalaman, kenal sama orang yang punya ilmu yang lebih dari kita, jadi pas berdagang tidak gampang di tipu, dibodohi, dan diakal-akalin orang tidak masalah kalau kuliah sampai S2 dan S3 terus berdagang bukan? Intinya semua orang bekerja itu memang berdagang baik dia jual kemampuan, barang maupun jasa.

Jadi, jangan pernah gengsi dan malu untuk berdagang baik berdagang di bidang kemampuan, barang, maupun jasa asal halal dan berkah.

Anehnya kalau pola pikirnya Sarjana cuma sekedar jadi karyawan kalau pola pikir seperti begitu produk Unilever, Indofood, Nestle, Mayora, Wings, dan lain-lain tidak bakalan ada mereka juga berdagang. 

Kenapa pengangguran di Indonesia banyak? Ya karena pola pikirnya tidak berubah jangan mentang-mentang kerja di kantoran gaji UMR sudah merasa hebat dan sudah merasa sukses. Tidak tahu ya yang jualan es campur saja omsetnya bisa 1-2juta/hari. 

Margin jualan minuman bisa diatas 50% kaliin saja sebulan pendapatannya sudah diatas UMR daripada bekerja dikantoran hanya saja kamu jadi peran pembantu mereka yang menjadi pemimpinmu. Fokus saja sama tujuan yang penting kita bisa jadi manusia yang bermanfaat apapun profesinya.

"Dan Allah Swt telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba". (QS. Al-Baqarah : 275)  Tetap semangat bagi kita yang sedang berjuang dan berusaha merintis usaha jangan pernah menyerah.

Posting Komentar untuk "Antara Gengsi dan Tuntutan Pasca Wisuda"