Bersekutu dengan waktu adalah satu-satunya harapan

Kesukaran meraih wisuda itu ada polanya, yaitu menukar waktu kita dengan sesuatu yang tidak sepadan dengannya..

Boleh jadi karena adanya waktu luang yang begitu banyak seringkali mengaburkan prioritas kita dalam mengerjakan sesuatu. Dampak signifikan adalah terbuangnya waktu sia-sia karena bahkan kita tidak paham dengan mana yang penting dan mana yang tidak.

Masalahnya, konsep waktu tidak peduli apakah kamu sedang efektif dan produktif dalam menggunakan waktumu. Iya terus berjalan tanpa ampun tanpa kompromi. Entah kita sedang tidur, makan, main Ia terus berjalan melakukan tugasnya.

Bayangkan seandainya kita bisa menghentikan waktu saat kita dalam kondisi semerawut tidak karuan dengan alat Doraemon, maka kesukaran tidak lagi eksis dan upaya kita dalam mencapai apapun selalu besar kemungkinannya..

Tapi sayangnya waktu itu kejam dan tidak peduli, Ia tidak mau berhenti barang sesaat saja atau bahkan hanya 0,05 detik pun ia enggan melakukannya. Kita tidak kuasa menghentikannya atau membelinya bahkan dengan nilai uang 1 miliar sekalipun dari kantong kita..

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja kita mulai datang di penghujung 2022 sedangkan selama itu kita belum mencapai apa-apa..

Yang bisa dilakukan adalah bekerjasama dengannya tanpa konfrontasi melawan ketentuannya karena kelaskita tidak akan bisa.. seandainya waktu bisa bicara mungkin dia berkata: " ya salahmu sendiri kenapa tiap detik dari yang aku berikan sama kamu selalu diabaikan dan siakan? Masih bagus kamu dikasih ruang waktu oleh saya. Sedangkan yang lain tidak seberuntung kamu."

Apakah resolusi hanya tinggal resolusi tanpa kita capai? Kitalah yang menentukannya.. penentuan itu akan terjadi tergantung sejauh mana kamu bersekutu dengan waktu yang kamu alami di arung waktu itu sendiri..

Salam hangat Kita Wisuda..

Semangat bro pasti bisa.. masih 2 bulanan lagi atau kurang 😅